Langkah perpustakaan menghadapi hambatan sulit berkembangnya perpustakaan Semua hambatan yang ada pasti memiliki jalan keluar untuk dihadapi. Termasuk hambatan-hambatan untuk perpustakaan berkembang. Meskipun memerlukan usaha yang tidak mudah maka perlu adanya dukungan dari semua pihak perpustakaan baik pihak internal maupun eksternal untuk menyelesaikan masalah dan hambatan yang dihadapi.
Langkah yang harus dilakukan ketika membangun perpustakaan adalah mempersiapkan segala sesuatu dengan sangat matang. Prediksi masa akan datang juga menjadi tantangan yang harus dipikirkan pustakawan dalam membangun perpustakaan. Jadi tidak hanya berhenti ketika perpustakaan sidah berdiri saja tapi harus berkelanjutan hingga perpustakaan berkembang. Berkembang dalam konterks ini adalah kegiatan mendayagunakan perprpustakaan. Konsep mendayagunakan dalam hal ini diartika sebagai upaya mendayakan dan menggunakan. Mendayakan memiliki makna bahwa setelah perpustakaan sudah berdiri hendaknya selalu dilanjutkan dengan kegiatan mendayakan atau membuat perpustakaan menjadi berdaya dalam memenuhi kebutuhan informasi pemakai. Selain itu perpustakaan juga harus selalu digunakan, baik oleh pemakai maupun oleh pihak perpustakaan sendiri untuk memberikan pelayanan informasi.
SDM (Sumber Daya Manusia) yang dibutuhkan oleh perpustakaan adalah pustakawan yang memikili kualitas pribadi yang tinggi. Pustakawan yang dapat bekerja dibawah tekanan yang menuntut untuk berfikir cepat dan tepat merupakan kompetensi pustakawan yang seharusnya dimiliki. Memaksimalkan kemampuan pustakawan untuk perpustakaan menjadi investasi yang penting bagi perpustakaan. Dengan kata lain, totalitas diperlukan dalam menjalankan peran sebagai seorang pustakawan. Mampu mengendalikan mood, tidak dikendalikan oleh mood merupakan tuntutan yang harus dimiliki pustakawan. Kebiasaan ini akan menimbulkan sikap kerja yang profesional. Terus optimis dan kritis dalam menghadapi segala masalah dan hambatan yang dihadapi perpustakaan menjadi modal awal perpustakaan berkembang. Memandang masalah dari segi perspektif sangat penting
“Indonesia bukan memberantas kemiskinan. Namun mensejahterakan rakyat.” ( Anies Bawean, Indonesia Mengajar: 2011 )
pada dasarnya makna kalimat tersebut sama tapi kalimat yang kedua lebih memiliki konotasi yang positif dibanding yang kalimat yang pertama. Sebagai seorang pustakawan hendaknya memiliki pola pikir yang demikian. Memandang segala sesuatu secara positif untuk memunculkan sikap positif juga. Jika setiap hambatan yang dihadapi oleh perpustakaan dipandang sebagai suatu tantangan yang harus diselesaikan maka akan timbul juga sikap positif seperti inovasi-inovasi guna menyelesaikan hambatan dengan cara yang lebih excelent. Sikap seperti ini dapat menjadikan perpustakaan cepat berkembang.
Hambatan mengenai dana untuk pengadaan literatur yang semakin mahal dan tidak terjangkau oleh berbagai perpustakaan sebetulnya dapat disiasati dengan cara menjalakankan fungsi dokumentasi dari perpustakaan harus lebih digarap secara lebih intensif. Secara sederhana, kegiatan dokumentasi dapat dikatakan sebagai berbagai upaya untuk pengabdian. Apa yang akan diabdikan tentunya sangat tergantung pada lembaga induk dari perpustakaan tersebut.
Perpustakaan menilai bahwa informasi adalah objek utama dukomentasi, maka semua yang dapat menghasilkan informasi harus didokumentasikan. Koleksi perpustakaan akhirnya juga akan berkembang dengan media lain selain media cetak. Perpustakaan nantinya akan dapat menghasilkan dokumentasi sendiri berupa karya tertulis, tercetak maupun terekam. Dengan pendekatan ini, apabila semua lembaga melaksanakan dokumentasi atas semua kegiatan dan hasil kerjanya dalam sistem yang benar, maka logikanya kebutuhan informasi nasional akan dengan mudah terpenuhi. Tidaklah berlebihan apabila justru mulai digalakkan kembali upaya dokumentasi internal pada setiap lembaga atau dokumentasi.
Dalam keadaan dana untuk pengadaan pustaka baru yang terbatas, pembangunan dan pendayagunaan perpustakaan dapat dilakukan sekaligus sebagai bagian dalam proses menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi oleh perorangan, kelompok, organisasi ataupun instansi. Sejauh ini keterlibatan perpustakaan dalam proses menyelesaikan masalah belum optimal. Pustakawan harus memandang bahwa masalah yang dihadapi oleh lenbaga induk merupakan masalah perpustakaan juga. Maka apabila saat sekarang masih tersedia dana pengadaan literatur, selayaknya dapat digunakan untuk proses penyelesaian masalah yang ada tersebut. Kalau perlu dana tersebut juga dipakai untuk pengadaan data, informasi atau pengetahuan yang diperlukan dalam menyelesaikan masalah tersebut. Perolehan data, informasi dan pengetahuan perlu didokumentasikan. Hal ini tentu akan meningkatkan dayaguna perpustakaan. Dengan pendekekatan seperti ini, memang perlu sekali rasanya pustakawan untuk lebih terbuka pada permasalahan lingkungan sekitar. Pendekatan ini sekaligus juga akan meningkatkan peran perpustakaan dalam lembaga tersebut. Membuat citra perpustakaan dipandang lebih baik dan memiliki peran yang cukup penting dalam lembaga tersebut menjadikan perhatian yang lebih kepada perpustakaan sehingga lebih mudah untuk berkembang.